Rabu, 23 Mei 2012

Puisi Hari Kartini 2012


Puisi Hari Kartini 2012 - Pasti ada yang tidak inget kan kalau pada tanggal 21 april 2012 itu adalah Hut Peringatan hari Kartini yang jatuh pada hari sabtu minggu ini. Kali ini admin blog ericktecno akan mencoba memberikan Puisi singkat.
Puisi Hari Kartini 2012 yang berjudul IBU ini merupakan karya dari Rifky Nur Ahdini. Dia juga pernah menulis puisi kehidupan berjudul Garis Hidupku. Puisi ini dipublikasikan kembali untuk menyambutPeringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2012.
Puisi Hari Kartini 2012

Puisi Hari Ibu Kartini 2012

Ibu
Tak henti – hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu
Kau rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini
Rela menjagaku selama 9bln meski masih dalam kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku
Ibu.. Kasih sayangmu tak kan bertepi
Kepedulianmu selalu di hati
Kau pelipur lara yang kan abadi
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
Ketulusan hatiku kan ku lakukan hanya untuk membuatmu tersenyum
Meski lakuku selalu membuatmu sedih
Namun kau selalu mendoakan ku dalam setiap doa yang kau panjatkan
Kasih sayangmu tak kan bisa di bayar dengan uang
Kehadiranmu tak kan bisa di gantikan
Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku
Ibu.. kau selalu mengajarkan kebaikan untukku
Kau selalu mengingatkan ku jika ku berlaku dan berucap salah
Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku
Terima kasih atas semua yang telah kau berikan pada malaikat kecilmu ini
Selamat hari ibu
Semoga Tuhan selalu menjaga ibu
by : Rifky Nur Ahdini

Biografi R.A KARTINI

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putriRaden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Kakeknya ( Romo RMAA Sosro ningrat ), Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun.
Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama Mas Ajeng Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur,Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi pada tahun 1875 dengan Raden Adjeng Woerjan(Moerjam), keturunan langsung Raja Madura.
Perkawinan dari kedua istrinya itu telah membuahkan putera sebanyak 11 (sebelas) orang. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara kandung Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
Udara segar yang dihirup RA KArtini pertama kali adalah udara desa yaitu sebuah desa di Mayong yang terletak 22 km sebelum masuk jantung kota Jepara. Disinilah dia dilahirkan oleh seorang ibu dari kalangan rakyat biasa yang dijadikan garwo ampil oleh wedono Mayong RMAA Sosroningrat. Anak yang lahir itu adalah seorang bocah kecil dengan mata bulat berbinar-binar memancarkan cahaya cemerlang seolah menatap masa depan yang penuh tantangan.
Hari demi hari beliau tumbuh dalam suasana gembira, dia ingin bergerak bebas, berlari kian kemari, hal yang menarik baginya ia lakukan meskipun dilarang. Karena kebebasan dan kegesitannya bergerak ia mendapat julukan “TRINIL” dari ayahnya. Kemudian setelah kelahiran RA Kartini yaitu pada tahun 1880 lahirlah adiknya RA Roekmini dari garwo padmi. Pada tahun 1881 RMAA Sosroningrat diangkat menjadi Bupati Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. WoerjanR.A.A. Tjitrowikromo.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Portfolio

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More